Kemarin aku dapat cerita dari si ayah. Waktu mau ke Majalaya, ayah lewat jalan Soekarno-Hatta yang sedang macet-macetnya. Apalagi sekarang sedang ada perbaikan jalan atau saluran air... Ketika sedang macet-macetnya, orang-orang yang menggunakan motor, yang sudah ingin cepat, jalan melalui trotoar. Mereka naik ke trotoar satu-persatu, hingga trotoar penuh dengan barisan motor... Ayah tetap tidak tergoda naik trotoar, melainkan terus melewati jalan raya, walaupun macet. Ternyata eh ternyata...Barisan motor semakin panjang, dan tidak maju-maju. Ayah heran kenapa tidak maju-maju, ternyata setelah ayah maju di jalan raya, bersebelahan dengan yang lewat trotoar, di depan trotoar itu ada lubang yang tidak bisa dilalui, sehingga motor-motor itu tidak bisa maju ataupun mundur... Ayahpun maju...sambil terkekeh-kekeh...
Aku yang mendengar cerita itu tertawa...Lucu...
Mmmm... Ada point yang bisa kita ambil... (^_^) Masih kebayang..Lucu... Tapi gini...
Trotoar adalah jalan bagi pejalan kaki, sedangkan kendaraan bermotor harus jalan di jalan raya, bukan jalan di jalannya para pejalan kaki. Seringkali hal-hal sepele terabaikan. Mengapa kita tidak bersabar sebentar...Seperti suamiku, Alhamdulillah... Toh akhirnya bisa lewat juga... Coba kalau ikut mengambil hak para pejalan kaki, udah ga bisa maju atau mundur, orang-orang yang berjalan di trotoar jadi terganggu... Kan jadi tidak sesuai dengan porsi seharusnya, semuanya.
Hati-hati dengan hak orang lain. Jika orang tersebut tidak ikhlas, kita akan berdosa.
Kataku ke ayah, lebih lucu lagi kalau ternyata ayah ikut di barisan motor itu, atau bahkan sangat lucu kalu ternyata ayah adalah leader, yang pertama naik trotoar itu...Eh2...