Besok tanggal 19 Desember 2013, Insya Allah anakku yang kedua: Ritmyka Nafsya genap 2tahun usianya. Barakallahu.. Semoga sehat, +pinter, +sholehah ya sayangku..

Alhamdulillah juga genap menyusui ASI selama 2tahun.

Ya, butuh kesabaran, komitmen untuk bisa menyusui. Memang tidak mudah, tapi kewajiban menjadi ibu, apalagi sambil punya usaha, dll.

Aku kadang miris melihat banyak ibu-ibu yang tidak mau menyusui anaknya dengan alasan sakit ketika awal menyusui, sedikit asinya, sibuk bekerja, dan lain-lain. Padahal awal menyusui memang sangat wajar kalau belum banyak asinya karena mungkin kebutuhan bayi baru lahir juga sedikit, kemudian sakit ya wajar namanya juga jadi ibu. Kadang aneh sekali, mau melahirkan tapi tidak mau menyusui, padahal ASI sudah diakui, sudah diteliti susu paling sempurna, ya.. paling sempurna karena sumbernya dari Allah. Lain lagi jika ada penyakit, dst sehingga tidak bisa menyusui.

Aku justru salut kalau ibu-ibu pekerja yang bukan pe-BDR(bisnis dari rumah) seperti aku yang rajin memompa ASInya dan tetap memberikan ASInya walau dia bekerja, karena begitulah seharusnya.

Alhamdulillah anak pertamaku, Nada Tazkiya dulu juga genap 2tahun.

Mudah-mudahan anak-anak yang diberi ASI lebih sehat, sholeh, lebih dekat dengan ibunya, sehingga terhindar dari hal-hal negatif yang jaman sekarang banyak sekali. Aamiin.

Untuk calon-calon ibu, ayo semangat mencari ilmu tentang menyusui, dst. Karena kebanggaan tersendiri bisa menyusui anaknya, apalagi full hingga 2tahun. Akan terasa subhanallah sekali melihat ada air susu bisa keluar dari payudara kita, dinikmati oleh anak yang kita lahirkan hingga kedekatan, memeluknya terus. Ngga lama, ibu-ibu.. Besar sedikit mungkin sudah ngga mau dipeluk..Ngga kerasa, tiba-tiba udah SD lg, SMP, dst..*menahan tangis akan perjuanganku untuk anak-anakku dimana Allah bimbing kami terus, alhamdulillah, subhanallah atas segala karunia-Nya. Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing keluarga kami, mencurahkan terus kasih sayang-Nya, meridhoi langkah kami dan terus memberi keberkahan dalam keluarga kami. Aamiin.



Kembali ngingetin diri aku sendiri yang jarang nulis.. Padahal tiap harinya banyak banget yang direnungi, biasanya ditulis.. Alasan klasik, lg sibuk.. riweuh (repot) sama pesanan.. Padahal mah, ya.. Pinter-pinter bagi waktu aja.. Orang nulis biasanya ngga lama.. Ya.. mudah2an bisa istiqomah nulis minimal 1bln sekali, hehehe.. klo bilang seminggu sekali atau tiap hari takut ga sesuai dengan kata2.. Ga apa2, ya.. minimal 1bln sekali, mudah2an bisa tiap hari.. aamiin..

Berapa hari ini memang lagi ramai peristiwa tabrakan KA dengan truk BBM. Tapi aku ga bahas itu dulu. Aku lagi memikirkan OSPEK Institut Teknologi Nasional Surabaya..

Miriss.. Ya Allah.. Hari giniiiiiiii.. HARI GINIIIII masih musim ospek2 dengan kekerasan.
makanya aku tulis judulnya OSPEK itu Orang Sing(yang) kurang PEKA, karena memang orang-orang yang melakukan ospek itu kayanya kurang peka sekali. Dimana letak kemanusiaannya.Kemarin lihat di Metro, ada mahasiswa baru yang diinterview, masa ada ospek yang menunjukkan hubungan suami istri dan diperagakan oleh laki dan laki, perempuan disuruh oral ke singkong yang dibentuk seperti alat kelamin laki-laki, minum 1L untuk berapa orang, disuruh minum air laut, hingga pemukulan, hingga Innalillah ada yang meninggal.
Rektornya sendiri memang sudah membubarkan acara itu karena tidak sesuai, sudah menskor, menghukum panitia juga.
Sebagai mantan ketua OSIS, sekretaris PMR, dll, terus dulu waktu di himpunan mahasiswa kimia jadi apa, ya.. lupa.. hehe.. aku juga termasuk orang yang sangat galak sebetulnya, apalagi pas ospek, sempat juga jadi ketua ospek kimia, tapi itu sepertinya sudah settingan saat itu aja, dan jadi istighfar aku sendiri aja, mohon maaf juga kalau ada adik kelasku yang terdzolimi *jadi flashback, hehe. Tapi semua sudah disetting untuk shockterapy yang masih normal, tugas juga berkaitan dengan kimia dan manfaat, bukan yang aneh-aneh yang dibuat-buat yang super anehhhhhhhhhhhhhhhh seperti yang di berita belakangan ini.
Ya Allah.. ini ospek atau apa?
Ya Allah............miris melihat mahasiswa, calon pemimpin bangsa dididik seperti itu.
OSPEK singkatan dari orientasi dan pengenalan lingkungan kampus. Ketika ada mahasiswa baru, yang asalnya dari mana-mana, dengan adanya ospek diharapkan bisa mengenal lebih jauh dengan lingkungan dan kampusnya. Tapi seringkali ospek yang menjadi panitianya adalah kakak tingkatnya, mengenalkan adik tingkatnya dengan hal-hal 'ketegasan' untuk mendidik mahasiswa baru lebih kuat karena perkuliahan itu berat, dan seterusnya. Tapi 'ketegasan' ini yang rancu, yang standarnya tidak jelas dibuat oleh kakak tingkat yang lebih ingin balas dendam, men'catat' adik kelas yang 'ngeyel', yang cantik, yang aktif, yang bisa menjilat ke kk tingkat, yang ++ sehingga kk kelas dihormati, dan seterusnya...
Padahal seharusnya kk kelas menjadi contoh, panutan. Coba ospek itu diganti dengan games yang menarik, seminar yang interaktif, mengundang motivator muda sperti adikku gt.. hehe Nicky Anoki Irlanov (jadi promosi muridnya Mas Ippho, nih..hehe), ceramah agama, menyuguhkan prestasi-prestasi sehingga mahasiswa baru yang sesuai dengan jurusannya lebih tertarik lagi untuk belajar, atau dengan entrepreneurship, bukan dengan kekerasan yang malah mahasiswa baru punya trauma, mungkin jadi segan bertemu kakak tingkat, bahkan mungkin ngga mau kuliah.

Aku pikir ngga ada relevansinya sama sekali kalau ospek diberikan tugas yang tidak berkaitan dengan jurusan, diberi hukuman yang tidak manfaat, dipukul, dihina, bahkan apa itu yang disuruh oral sperti ITN, astaghfirullah.. Mahasiswa bejat apa, mau diajarkan zina. Mendekati zina saja dilarang. Bahkan kalau dulu ospek kimia kita dipisah laki-perempuan.

Menjadi mahasiswa harusnya dididik dengan etika dan moral yang betul, sehingga nanti bisa jadi pemimpin yang baik juga, karena mahasiswa akan jadi calon pemimpin bangsa kita dalam berbagai bidang. Akhlak yang baik, pendidikan yang baik, memang idealnya begitu, tapi memang semua ingin ideal kan.. Sehingga yang terlihat bukan mahasiswa yang di berita demo, tawuran, ricuh,  kerjanya ribuuuuttt terus, kapan kuliahnya, kapan pintarnya.

Mudah-mudahan dengan tulisanku yang singkat ini bisa membuka sedikit adik-adik mahasiswa yang mau melaksanakan ospek. Hehe.. adik2..ga kerasa udah 10thn lalu, ya.. 





Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf

Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf



Ya.. nasib guru honorer memang harus berubah. Tapi ada cara yang lebih baik daripada demo.
5 tahun lalu, saya juga pernah menjadi guru honorer di SD almamaterku. Memang bingung kalau disuruh hitung gaji guru honorer karena hitungannya misalnya per-jam Rp.25.000, seminggu mengajar 8 jam, sebulan 40 jam, tapi kenyataannya yang dihitung hanya 8xRp.25.000 = Rp.200.000 sebulan saudara-saudara. Saat itu aku dibayar lebih kecil lagi kalau tidak salah Rp.150.000
Ternyata sampai sekarang juga begitu.
Allahu akbar.. 200rb apalagi bagi honorer bapak-bapak guru, otomatis harus cari kerja lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi anak-istrinya.
Begitupun aku..
Mengajar bukan hal baru keluar kuliah baru mengajar, tapi memang aku mulai mengajar sejak SMP malah, mengajar anak-anak TK, mengajar ekstrakulikuler, mengajar bernyanyi, dan lain-lain. Jadi, Alhamdulillah dulu waktu kuliah, aku udah mengajar privat, bimbel, dll, yang gajinya Alhamdulillah bisa untuk kuliah sendiri, untuk kebutuhan sendiri lah.. Lumayan.. Dibandingkan honorer, wooow, subhanallah. Tapi saat itu saya ingin tahu dan mencoba. Memang iming-iming jadi guru PNS, gaji tetap, dsb..
Mmmm... tapi, aku cuma bertahan 2 bulan kayanya, hihihi.. Bukan karena gajinya saja terutama, tapi memang istikhoroh juga, aku memang tidak tertarik jadi guru PNS, kalau dosen PNS mungkin kali ya suatu saat nanti, kalau memungkinkan itu juga :) kalau ngga, ngga akan maksa.
Ya, aku memutuskan untuk lebih fokus di bisnisku. Dulu aku buat boneka sendiri, pasarkan sendiri, itu lebih menjanjikan, dan anak juga aku masih di rumah. Kalau dulu aku ngajar, kasian anak, kasian mami juga ngurus anakku..
Alhamdulillah, tidak mudah memang, awalnya aku bawa anakku, Nada kemana-mana aku gendong. Perjuangan berat betul. Tapi tidak lama Alhamdulillah. Sudah web www.bonekatangan.com jalan, kita sudah stand by saja di rumah.
Aku jg ngajar di Lembaga Pendidikan yang mendidik Guru-Guru TK, yang tidak menyita waktu. Alhamdulillah.
Maksudku.. gini..
Untuk teman-teman guru honorer, yakinlah, rezeki, kenyamanan memang diinginkan semua orang, tapi tidak harus keukeuh jadi guru PNS. Profesi guru memang perlu pengorbanan, karena keikhlasan memberi ilmu yang penting. Terus gimana, dong untuk makan, dll.
Waktu kita 24 jam 1 hari, kalau guru honorer mungkin kerja tidak sampai 10 jam sehari, masih banyak waktu. Tapi kan harus periksa PR, tugas, ujian.. Intinya bisa bagi waktu..
Aku sering sekali ngobrol dengan guru-guru honorer, untuk memanfaatkan waktu setelah bekerjanya dengan pekerjaan lain yang masih bisa dikerjakan di rumah, ya... Bisnis Dari Rumah
Apapun itu.. Cobalah berdagang.. karena “Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”(HR.Ahmad)
Banyak juga yang awalnya bilang, saya ngga bisa jualan, ngga ada modal, dst.
Aku ampe bilang, semua yang Alhamdulillah bisa terinspirasi juga awalnya bilang gitu.
Tapi mau coba, ngga?
Ayo..coba dulu.. malah harus aku agak desak biar mau mencoba..
Alhamdulillah teman-teman yang awalnya minder, tapi sudah mencoba malah ketagihan, suka berdagang.. berdagang apa saja..
Ayo.. download katalog produkku, coba pasarkan, aku ngga suruh modal dulu, langsung aja jual, aku kasih komisi klo ada penjualan.
Selain aku juga banyak cara, nanti bergantung minat masing-masing. Minat ke masakan misalnya, atau keterampilan, dll
Atau bagi guru-guru honorer, yu..gabung sama aku, sebetulnya aku juga perlu banyak guru mata pelajaran untuk privat dan homescholling.
Banyak..banyak jalan lain..
Tidak usah khawatir..
Rezeki tidak harus dari PNS.
Kalau semua harus jadi PNS, berat pemerintah..
Aku juga setuju kalau pengangkatan harus bagi guru honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun, itu sudah ngga masuk akal lah.. Parah.. Kasian juga. Tapi ujung-ujungnya kembali lagi ke niat masing-masing pribadi. Aku yakin, banyak guru juga yang berniat memang ikhlas mau dibayar berapapun, karena rezeki mungkin bukan dari bayaran mengajar, tapi dari usaha lain.
Ayooooooooooooo guru honorer, be kreatif...  



Terinspirasi sebuah tulisan yang aku baca pagi ini :

"PP Nomor 56 Tahun 2012 kepada Mahkamah Agung (MA).
PP Nomor 56 Tahun 2012 adalah PROYEK GAGAL, karena tidak berhasil menyelesaikan honorer, tapi justru menimbulkan banyak masalah baru bagi para honorer.

Kita semua bisa saksikan, dimana hampir di seluruh daerah banyak bermunculan Honorer Siluman dan titipan yang "dilegalkan" serta dibela mati-matian oleh pemerintah daerah maupun pusat. Menggelembungnya jumlah K2 setelah Uji Publik, serta belum beresnya permasalahan K1 secara nasional adalah dua bukti kegagalan itu.

Dengan adanya istilah K1, K2 maupun non Kategori justru berlaku DISKRIMINATIF bagi sebagian besar "OEMAR BAKRI" dan Tenaga Honorer lainnya yang telah mengabdikan diri demi kepentingan bangsa dan Negara di Republik tercinta ini.
Bahkan selama ini kita pun tidak pernah mendapatkan penghasilan dan penghidupan yang layak sesuai Kebutuhan Hidup Minimum (KHM).

FAKTA yang terjadi, justru banyak perbuatan CURANG yang dilakukan sebagian honorer dengan memanipulasi data, masa kerja, suap (KKN) serta tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya.
Honorer MURNI yang benar-benar sudah lebih lama mengabdi justru banyak yang tersingkirkan. Setiap ada kesempatan pengangkatan CPNS pun, honorer selalu menjadi komoditas ajang pemerasan yang sangat empuk bagi para oknum pejabat di daerah maupun pusat.

TEMAN-TEMAN HONORER, PERLU KITA YAKINI BAHWA SETIAP LANGKAH YANG KITA LALUI DAN SETIAP TETES KERINGAT YANG KITA KELUARKAN DARI HASIL PERJUANGAN AKAN KELIHATAN HASILNYA..ITU..PASTI.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

Oleh karena itu, FRONT PEMBELA HONORER INDONESIA mengajak dan menyerukan kepada seluruh honorer dari Sabang sampai Merauke, mari kita dukung, hadiri dan sukseskan AKSI DEMO AKBAR HONORER se-INDONESIA di Istana Negara dan Mahkamah Agung, pada 9.9.13 nanti.

MAJU TAK GENTAR, MEMBELA YANG BENAR.
Mari kita lawan kemungkaran dan kedzoliman dengan kekompakan dan kebersamaan pada tanggal 9 September nanti."
 


Hari Sabtu kemarin, tgl.30 September, aku kedatangan teman lamaku juga sahabat suamiku. Dulu kita pernah bermusik bersama, nasyid apa, ya.. namanya lupa.. udah hampir 10 tahun lalu waktu masih kuliah :)
Ternyata beliau sekarang aktif di DT lg jd Santri Karya di sana. Kedatangan kang Helmi, jd masukan tersendiri, motivator, ustadz muda yang memberi tausiyah di pagi Sabtu itu bagi saya dan suami di rumah.
Kang Helmi cerita tentang mahabbah, atau kecintaan kepada Allah, bagaimana membuat hati ini hanya diisi oleh Allah saja. Biar yang lain jangan disimpan di hati. Istri, suami disimpan di pinggir saja sambil bercanda. Mobil, motor ya di garasi. Sehingga ketika kita kehilangan, tidak berlebihan, karena sesungguhnya itu semua hanya titipan Allah.
Ketika mau pulang, aku cek keluar, lihat motor Beat biruku ngga ada. Aku tanya, "Ayah, motor kemana?"
"Coba tanya Nicky, dipake ngga tadi malam", ktnya. Nicky adalah adik paling kecil aku, kadang suka pakai motorku.
Langsung aku cek kunci motor di tempat di tutup kulkas. Ternyata ada. Lemas lah aku. Motorku hilang..
Aku langsung tanya, "Ayah, tadi malam gembok, ngga?" karena aku lihat sampah di dapur belum dibuang, biasanya bersamaan dengan gembok pagar.
Aku saat itu sebetulnya sangat kesal kepada suamiku yang teledor.
Aku bingung aja, motor ngga ada, karena itu motor perjuanganku 5tahun lalu dari awal mulai bisnis boneka tangan, kalau harus kemana-mana nyetir mobil, bagiku sangat pemborosan waktu, juga bensin karena macet dimana-mana.
Kang Helmi pulang, beliau bilang, sabar saja, mudah-mudahan ada gantinya. Insya Allah.
Seharian aku tidak bersemangat, hanya diam di kamar, karena memang sedang agak kurang tidur juga.
Aku minta suamiku lapor satpam komplek dan polisi terdekat.
Aku berpikir, ya Allah.. betul, langsung diuji. Baru diceramahi, langsung kejadian.
Saat itu sebetulnya kesal ke suamiku karena teledor, tapi ikhlas motor hilang.
Sudah agak sore, aktivitas biasa, langsung merencanakan nanti antar sekolah Nada bagaimana, dst..
Setelah magrib, tiba-tiba tetangga sebelahku manggil2 aku. Aku kebetulan sedang masak, jadi suamiku yang keluar duluan.
Beliau bilang, "Itu ada motor, motor Grace, bukan?"
Jadi di ujung jalan rumah kita, mentok, ada kebun kangkung.
Pas dilihat, subhanallah, Alhamdulillah, betul itu motor kita.
Kita ngobrol panjang di luar. Jadi ternyata, motor itu sudah dilihat oleh tetanggaku dari siang, tapi karena tertutup ilalang, rumput tinggi-tinggi, jadi dikira punya orang yang suka ambil kangkung, karena memang biasa di tanah itu suka ada motor parkir.
Selidik-selidik, sepertinya malingnya kesiangan, stang motor juga belum dibuka, masih mengunci.
Dia bingung mau bawa kemana jalannya. Tidak ada jalan lain selain lewat rumah kita lagi, sedangkan saat itu banyak sekali orang lalu-lalang di jalan ini, yang kerja, dll. Mungkin dia menunggu sampai malam lagi untuk ambil motor itu.
Tadinya mau dipancing oleh satpam, tapi tidak jadi, sudah kita bawa lagi motornya jd berlumpur, plat nomor lepas, tapi ALhamdulillah masih utuh semua.
Kata mamiku (bukan maksud ujub), "Teteh udah baik sama orang tua, suka bantu banyak orang, piraku(dalam bahasa sunda, artinya masa sih) Allah ngga bantu teteh. Asa (seperti) yang aneh, tapi da bagi Allah mah ngga ada yang aneh. Masih rezeki teteh, harus dijaga lagi, digembok, dst.."
Satpam, semua tetangga juga bilang, ini persitiwa yang aneh. Seumur-umur baru kali ini katanya.
Ya, Alhamdulillah Allah masih percaya kepada kita. Kita masih dititipin motor untuk mempermudah transportasi, usaha, dll. Tinggal kita bagaimana menjaganya juga.
Ya.. semua ada hikmahnya. Akupun mohon maaf kepada suamiku udah kesal :) tp mungkin wajar, walau baiknya jangan ditiru, ya..
Alhamdulillah.
Ini foto waktu ketemu di sawah, lho..