Hari Sabtu kemarin, tgl.30 September, aku kedatangan teman lamaku juga sahabat suamiku. Dulu kita pernah bermusik bersama, nasyid apa, ya.. namanya lupa.. udah hampir 10 tahun lalu waktu masih kuliah :)
Ternyata beliau sekarang aktif di DT lg jd Santri Karya di sana. Kedatangan kang Helmi, jd masukan tersendiri, motivator, ustadz muda yang memberi tausiyah di pagi Sabtu itu bagi saya dan suami di rumah.
Kang Helmi cerita tentang mahabbah, atau kecintaan kepada Allah, bagaimana membuat hati ini hanya diisi oleh Allah saja. Biar yang lain jangan disimpan di hati. Istri, suami disimpan di pinggir saja sambil bercanda. Mobil, motor ya di garasi. Sehingga ketika kita kehilangan, tidak berlebihan, karena sesungguhnya itu semua hanya titipan Allah.
Ketika mau pulang, aku cek keluar, lihat motor Beat biruku ngga ada. Aku tanya, "Ayah, motor kemana?"
"Coba tanya Nicky, dipake ngga tadi malam", ktnya. Nicky adalah adik paling kecil aku, kadang suka pakai motorku.
Langsung aku cek kunci motor di tempat di tutup kulkas. Ternyata ada. Lemas lah aku. Motorku hilang..
Aku langsung tanya, "Ayah, tadi malam gembok, ngga?" karena aku lihat sampah di dapur belum dibuang, biasanya bersamaan dengan gembok pagar.
Aku saat itu sebetulnya sangat kesal kepada suamiku yang teledor.
Aku bingung aja, motor ngga ada, karena itu motor perjuanganku 5tahun lalu dari awal mulai bisnis boneka tangan, kalau harus kemana-mana nyetir mobil, bagiku sangat pemborosan waktu, juga bensin karena macet dimana-mana.
Kang Helmi pulang, beliau bilang, sabar saja, mudah-mudahan ada gantinya. Insya Allah.
Seharian aku tidak bersemangat, hanya diam di kamar, karena memang sedang agak kurang tidur juga.
Aku minta suamiku lapor satpam komplek dan polisi terdekat.
Aku berpikir, ya Allah.. betul, langsung diuji. Baru diceramahi, langsung kejadian.
Saat itu sebetulnya kesal ke suamiku karena teledor, tapi ikhlas motor hilang.
Sudah agak sore, aktivitas biasa, langsung merencanakan nanti antar sekolah Nada bagaimana, dst..
Setelah magrib, tiba-tiba tetangga sebelahku manggil2 aku. Aku kebetulan sedang masak, jadi suamiku yang keluar duluan.
Beliau bilang, "Itu ada motor, motor Grace, bukan?"
Jadi di ujung jalan rumah kita, mentok, ada kebun kangkung.
Pas dilihat, subhanallah, Alhamdulillah, betul itu motor kita.
Kita ngobrol panjang di luar. Jadi ternyata, motor itu sudah dilihat oleh tetanggaku dari siang, tapi karena tertutup ilalang, rumput tinggi-tinggi, jadi dikira punya orang yang suka ambil kangkung, karena memang biasa di tanah itu suka ada motor parkir.
Selidik-selidik, sepertinya malingnya kesiangan, stang motor juga belum dibuka, masih mengunci.
Dia bingung mau bawa kemana jalannya. Tidak ada jalan lain selain lewat rumah kita lagi, sedangkan saat itu banyak sekali orang lalu-lalang di jalan ini, yang kerja, dll. Mungkin dia menunggu sampai malam lagi untuk ambil motor itu.
Tadinya mau dipancing oleh satpam, tapi tidak jadi, sudah kita bawa lagi motornya jd berlumpur, plat nomor lepas, tapi ALhamdulillah masih utuh semua.
Kata mamiku (bukan maksud ujub), "Teteh udah baik sama orang tua, suka bantu banyak orang, piraku(dalam bahasa sunda, artinya masa sih) Allah ngga bantu teteh. Asa (seperti) yang aneh, tapi da bagi Allah mah ngga ada yang aneh. Masih rezeki teteh, harus dijaga lagi, digembok, dst.."
Satpam, semua tetangga juga bilang, ini persitiwa yang aneh. Seumur-umur baru kali ini katanya.
Ya, Alhamdulillah Allah masih percaya kepada kita. Kita masih dititipin motor untuk mempermudah transportasi, usaha, dll. Tinggal kita bagaimana menjaganya juga.
Ya.. semua ada hikmahnya. Akupun mohon maaf kepada suamiku udah kesal :) tp mungkin wajar, walau baiknya jangan ditiru, ya..
Alhamdulillah.
Ini foto waktu ketemu di sawah, lho..




This entry was posted on 7:12:00 PM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: