Kamis, 10.08.2017, aku bersama salah satu admin dan fotografer senior, kang Hasbie, juga salah satu Laskar : kang Jaka, survey ke salah satu kampung di Cigentur Majalaya.


 Jadi ceritanya mengapa kami bisa kesana, karena salah satu peserta KKN yang sedang KKN di sana adalah bu Dina, salah satu pendongeng di PPMI. Bu Dina ini mencari donasi buku untuk kampung tersebut karena akan dibuat saung buku di sana, sekaligus dalam memperingati hari Proklamasi kemerdekaan Indonesia, akan diakan lomba mewarnai. Kami, Laskar Kampungku yang mempunyai program berbagi buku dengan senang hati jika bisa membantu Kampung dimanapun berada.
Ketika kemarin kesana, di jalan utama, ada pabrik-pabrik kapas yang menjadi tumpuan pekerjaan warga kampung Cigentur juga.


Setelah berkeliling ke pabrik kapas, kami menuju ke pusat saung buku di Nurul Huda, karena letaknya yang strategis dan di jalan utama, sehingga bisa diakses oleh banyak orang.


Dari Nurul Huda, kami menuju RW 08. Keluar gerbang dan masuk gang. Masuk gang yang dipenuhi hiasan 17 Agustus, kemudian ketika keluat, terlihatlah hamparan sawah membentang. Sebetulnya aku ingat ketika di kampungnya kang Jaka dan kang Dedi Akung, tapi ini bedanya jalannya lebih kecil. Jalan berlika kami lewati dikelilingi sawah yang menguning dan sudah mulai panen. Kemudian mulailah jalan kecil berbatu yang membuatku pindah motor, hehe.

Sebetulnya melewati sawah dan kampung tadi saja rasanya sudah ingin turun dan foto, I love foto kampung dimanapun. Tapi kami parkir di rumah bu RW.



Di rumah ini sedang dirintis PAUD. Anak-anak di sini cukup jauh jika ingin bersekolah, oleh karenanya tim KKN bu Dina merintis PAUD di sini. Namun kendala yang dihadapi jika tim KKN sudah tidak ada, mereka bingung siapa yang mengajar.
Selain PAUD, mereka akan membuat perpustakaan mini di madrasah ini. Madrasah yg cukup memprihatinkan menurutku. Yang mengajar adalah  bu ustadzah, 11 tahun mengajar tanpa dibayar.


Begini, aku share di sini karena perlu menjelaskan sedikit bahwa kondisi di Majalaya pada umumnya kebanyakan buruh pabrik. Aku ingat cerita suamiku (karena suami orang Majalaya juga), dulu waktu suami kuliah S-1 di UPI tahun 2000, banyak sekali tetangga, saudara yang mencemooh bapak. "Ngapain sekolah tinggi-tinggi, nanti juga kerja di pabrik."
"Udah jangan buang-buang uang sekolah, nanti juga jadi buruh."
Kurang lebih begitu dulu, dan ternyata di beberapa desa masih seperti itu sampai sekarang.
Kondisi di RW 08 ini karena jauh dari sekolah, orang tua sibuk ke pabrik, jadi kesadaran orang tua di bidang pendidikan masih sangat kurang. Mereka berfikiran, sekolah biasa saja juga nanti bisa kerja di pabrik, bisa bangun rumah, bisa kredit motor, bisa beli emas, dll. Ya, seperti itu, dan sayang sekali, anak-anak yang seharusnya bisa sekolah, bermain sambil belajar, kurang sekali terperhatikan.
Menurutku, mari kita bantu apa yang bisa kita bantu. Jika kita bisa bantu dengan berdonasi buku-buku bagi anak-anak di sana, karena buku adalah jendela dunia. Walau mereka lumayan jauh dari sekolah, mudah-mudahan mereka bisa melihat luar sana dari buku dan menambah ilmu, daaan wish all the best for them. jujur, aku rasanya ingin juga bisa kapan-kapan mengajar mereka. Mungkin sebulan sekali gitu, atau siapa teman-teman yang bisa mengajar juga silahkan. Aku bahagia juga, salah satu mahasiswiku dulu tahun 2010 sedang melanjutkan kuliah S-1 nya dan satu grup dengan bu Dina ini, turut dalam merintis PAUD dan membuat taman baca ini.
Rencana mereka akan mengadakan lomba mewarnai tanggal 18-19 Agustus 2017 dan 21 Agustusnya launching Saung Buku.



Siapapun, dimanapun, untuk kampung Indonesia, jika memang bisa, Insya Allah Laskar Kampungku akan bantu. Aamiiin.
So, jika teman-teman bisa bantu mencarikan donasi buku cerita bekas bacanya untuk dimanfaatkan anak-anak kampung di berbagai wilayah di Indonesia, boleh inbox kami Laskar Kampungku.


Foto-fotoku lainnya nanti dishare di grup ya :)

www.laskarkampungku.com
www.fb.com/groups/laskarkampungku


Hari ini saya sangat terharu. Air mata saya tak terbendung, bahkan hingga dua kali. Yang pertama, saat saya dikirim foto ini oleh Stef, dan melihat senyum mereka, terutama Songa yang satu bulan lalu tidak seperti itu senyumnya. 

Yang kedua ketika saya bisa menelepon Diana via Stef, mengucapkan selamat dan diana juga berterima kasih, juga untuk bonekanya. Alhamdulillah rezeki Songa bahwa rumahnya bisa direnovasi dan untuk sementara mereka tinggal mengontrak sampai rumahnya selesai direnov.

Ya, hari ini saya ngga bisa datang ke Jakarta karena kondisi anak yang kecil sedang sakit, kemudian my partner, Deni juga harus survei dan kontrol tentang bencana banjir bandang yang melanda Garut dan Dayeuh Kolot Bandung Selatan. Sedih sekali sebetulnya tidak bisa datang.

Hampir persis sebulan kurang 4 hari dari kami acara Collaboration Charity, dan tidak lama kami langsung membuat donasi di KitaBisa.com. Awalnya memang baru sedikit dari target puluhan juta, kami baru masuk dana 2.5juta. Alhamdulillah detik.com membantu sekali. Karena awal publishing dari detik.com. 

Berikut berita-berita di detik :

Dari berita awal di detik itu, donasi yang masuk mencapai 11juta an. Donasi ini sudah kami cairkan dan disimpan di yayasan Pak Djoko untuk membantu Diana&Songa.

Dan masih banyak juga pemberitaan lainnya, baik di detik dan media lain.

Bisa sampai begini luar biasa, banyak juga yang mencemooh kami, tapi saya hanya melihat Songa, yang umurnya hampir sama dengan anak saya yang kecil. Begitu juga aneka problem yang timbul, kesenjangan, iri dari berbagai pihak, bahkan hingga ancaman kekerasan. Belum lagi media yang terlalu berlebihan memblow up sehingga membuat tidak nyaman Diana. Belum lagi berbagai pencitraan, dan lain-lain. Jujur saja, kami tidak begitu mempedulikan itu, itu adalah ujian kami. Kami hanya ingin happy ending for all. Apalagi sebelum Stef pulang ke Roma. Padahal beberapa hari lalu saya sampai ngga bisa tidur karena ada ancaman penghancuran kelas belajar yayasan Pak Djoko di sana. Sedih sekali. Tiap hari ada perkembangan yang diupdate oleh Pak Djoko dan media. Hingga akhirnya Alhamdulillah hari ini luar biasa. Barokallahu untuk semua. 


Berita hari ini :


Kondisi sudah dihancurkan

 Meeting dengan donatur
 Makan malam bersama

Terima kasih kepada semua yang sudah membantu, para donatur, media, yayasan Pak Djoko, and all for your support. Semoga Allah memberkahi kita semua dan mencatatnya menjadi amal sholeh. Especially for my teacher Stefano Romano and wife, I will continue our Laskar Pelangi, Insya Allah. Aamiin. Begitu banyak yang membutuhkan kita. Mari kita bantu sesama, se bisa kita. Kebermanfaatan apa yang bisa kita berikan kepada sekitar kita.

Barokallahu teacher, Insya Allah kita ketemu lagi next year di Indonesia, ya.. Aamiin.



5 hari berlalu dari charity kami di Plumpang dan Teluk Gong, tapi ada 2 anak yang terus terbayang di pikiranku. Mereka adalah Songa di Plumpang dan Si cantik baju kuning di Teluk Gong.

Songa, nama yang agak tidak umum di Jakarta, ternyata Songa turunan Batak dan Ambon, yang membuat saya dan Stefano mengagumi sekali kecantikannya. Iya, cantik sekali, tidak bisa dicapture dengan foto sepertinya kecantikannya.



Ada alasan kenapa Stefano mengajak aku ke rumah Songa. Pertama aku lewati gang dan tumpukan sampah, jembatan semi permanen, dan langsung tertuju ke rumahnya. Langsung terlihatlah kekhawatiran Stefano. Rumah Songa semi permanen dengan kayu, triplek tambal-tambal, dan terlihat sudah miring, agak ngeri juga kalau ambruk bagaimana. Seperti ini rumahnya

Aku dan Stefano ngobrol di dalam. Kami berbincang-bincang.Ternyata, ibu Songa yang bernama Diana sudah menjadi warga Jakarta dari kecil. Diana dan orang tuanya memang turunan suku Batak dan terlihat dari wajah khasnya. Tapi semua sudah merantau ke Jakarta dari Diana kecil. Diana beli Rumah yang sekarang ditinggali itu 3 tahun lalu. Suami Diana pekerja serabutan, dan saat kami kesana, sedang bekerja menjadi supir.

Diana bilang memang rumahnya miring baru hampir setahun ini, mungkin karena beban berat dan sudah lapuknya pondasi karena air. Jadi di bawah rumah tersebut adalah seperti sungai tidak mengalir atau kubangan kotor berisi sampah. Doa kami mudah-mudahan mereka selalu sehat dengan kondisi kebersihan seperti itu.

Bagaimanapun keinginan untuk memperbaiki rumah itu pasti selalu ada, tapi bingung dari mana biayanya, belum lagi harus pindah kemana jika ambruk atau diperbaiki seadanya.

Stefano sangat tersentuh dengan keadaan mereka. Stefano dan Diana seperti terkoneksi, hingga Diana pun meneteskan air mata ketika kami akan pergi. 

"Semoga selalu sabar, ya, bu. mudah-mudahan ada solusi untuk rumah ibu, juga untuk kehidupan ibu dan Songa.",ucapku saat akan pamit.


Stefano adalah salah satu guru fotograferku. Kami berkenalan beberapa bulan lalu di FB saat Romadhon, kebetulan beliau mengenal salah satu sahabatku, Deni. Stefano Romano adalah salah satu fotografer Muslim Italia ternama yang baru saja launching bukunya yang berjudul Kampungku Indonesia, yang berisi foto-foto portrait, human interest, story, quote khas beliau. Awal perkenalan dan berbicara di whatsapp memang sepertinya Stefano orang yang keras kalau menurut saya, tapi seringnya berkomunikasi, beberapa kali bertemu, membuat saya melihat apa yang beliau lihat di kampung di Indonesia. Betapa beliau mencintai sesama, sangat menyukai anak-anak, ingin turut membantu mereka, luar biasa, dan membuat saya dan siapapun yang mengenalnya, Insya Allah ingin turut membantu mereka.

Tulisan ini khusus sy dedikasikan untuk my teacher, Stefano Romano, untuk Songa yang cantik dan ibu Diana semoga ada orang-orang yang tergerak untuk membantu sehingga bisa tidur dengan tenang tanpa kekhawatiran rumahnya ambruk, dan untuk pak Djoko Yayasan Kebun Anggur.


Let's Help Songa
www.iwungfoundation.com



Jumat, 26 Agustus 2016 adalah salah satu hari Jumat yang menakjubkan bagi saya. Semoga Allah memberikan kami berkah dan hidayah-Nya selalu untuk kami.
Saya dikabari oleh Stefano Romano yg merupakan fotografer Itali yang sedang launching and promo bukunya Kampungku Indonesia, untuk diharapkan untuk datang ke Jakarta merupakan hal baru karena lingkungan yang akan kami datangi termasuk prasejahtera, dimana banyak Anak jalanan dan Anak kolong jembatan.
Ketika saya melihat foto-foto Stefano Romano, hati saya semakin terenyuh. Sayapun mengkoordinir member dari grup fb sy untuk mengumpulkan baju layak pakai untuk mereka.
Hari minus 1, sahabat dan staff Yayasan saya yang harusnya turut mengantar ternyata batal, karena masih ada pekerjaan kantor yang tidak bisa ditinggal. Sampai jam 7 malam belum ada kabar supir yang bisa antar saya dan Kak Kus. Kebetulan sy mengajak Kak Kus untuk mendongeng di sana. Akhirnya, keputusanpun diambil bahwa kami berangkat menggunakan travel, dan meninggalkan 2dus besar donasi , dan akan dikirim via paket.
Tiket travel yang masih kosong tinggal waktu subuh, saya siap-siap jam 3 subuh. Alhamdulillah suamiku mendukung dan gantian menjaga anak-anak. Suami tidak bisa mengantar karena harus ke kampus untuk jadwal mengajar.
Alhamdulillah perjalanan subuh lancar, jam5-7 pagi sudah sampai, yang justru luar biasa jalanan penuh di Jakartanya.
Sesampai di Plumpang Jakarta, melihat anak-anak seperti men charge kita, dongeng Kak Kus menghipnotis anak-anak. Semua begitu ceria dan bahagia. Senang sekali melihatnya. Setelah duhur, acara selesai, saya ikut Stefano keliling. Di situlah mulai terlihat bagaimana lingkungan mereka.


Perkampungan sempit, penuh sampah, dekat pembuangan air, solokan kumuh, rumah semi permanent, bahkan ada yang hampir rubuh. Begitu terenyuh melihat sebagian lingkungan dan keadaan mereka.








Dari Plumpang kami makan siang. Begitu banyak masukan dari guru fotografiku. Fotografi bukan memfoto untuk orang lain, tapi dari dirimu sendiri, foto ini untuk dirimu, foto ini bercerita apa maksud dr dirimu akan foto tersebut, mata dan hatimu yang akan berbicara. Biar orang berkata apa, jangan mudah menyerah, tetap belajar dan terus mengasah mata dan hatimu, dan banyak sekali masukan dari beliau. Mungkin nanti saya cerita khusus deh tentang beliau :)
Sebetulnya, saya sudah bertahun-tahun lalu ingin belajar Fotografi dan painting karena saya suka. Tahun ini Allah mengabulkan, alhamdulillah. Rencana ingin kuliah lagi tapi tidak jadi ternyata membuatku semangat belajar hal lain.
Kembali ke setelah makan siang, kami pergi ke Kolong Jembatan Teluk Gong Jkt. Pertama kali datang langsung disambut dengan tumpukan sampah, Rumah semi permanent di pinggir sungai. Ketika masuk ke lingkungan kolong jembatan, begitu banyak deretan Rumah petakan, tumpukan sampah, banyak genangan air Kotor, bahkan hingga kuda-kuda tertambat di sana dengan kotoran dimana-mana.





Di antara lingkungan tersebut, ada lahan penuh pohon pisang dengan buahnya yang lebat, kursi-kursi dan banyak anak belajar di sana. Di sana lah saya dan Kak Kus menghibur anak-anak. Anak-anakpun senang, terutama dengan cerita dan sulap dari Kak Kus.
Setelah acara selesai dan anak-anak akan pulang, saya bertemu anak luar biasa ini. Cantik sekali, setelah foto dia berlari membawa makanannya ke rumahnya di antara kubangan air kotor,tumpukan sampah dan kolong jembatan.
What a speechless moment until now, never forget.
Kami pulang dari Jakarta menuju Bandung pukul 21.00. Walau jalan penuh sekali dan sampai rumah jam 03.00, tapi sangat worthed.
Terima kasih my teacher, Stefano Romano untuk mengasah mata dan hatiku. Terima kasih pak Djoko Yayasan Kebun Anggur untuk merawat mereka.
Terima kasih Kak Kus untuk menghibur mereka.
www.iwungfoundation.com
www.BuGrace.co.id





Kelas 3 SD aku baru pindah ke SD Sukamenak Indah yang jaraknya cuma 3menit jalan dari rumah. Di sana aku kenal Tina. Ya.. 20 tahun aku mengenalnya, Noer Rakhmatina. SD bareng, SMP bareng, SMA pisah. Aku SMA4, Tina SMA2. Kuliah kita satu kelas lagi.. Nikah pun ngga beda jauh. Anak pertamanya juga beda berapa bulan dengan Nada.
Kutulis blog ini pun ngga bisa tahan air mata. Semalaman masih menangis, tidur menangis, bangun tidur menangis..
Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun Noer Rakhmatina binti Achmad Sofwan tgl.20 Mei 2014, hampir 30 tahun tepat nanti Juli.
Ngga ada yang muluss, begitu juga persahabatan kita. Berantem hebat aku itung 2 kali, ya, Tin.. (maaf aku masih ngobrol sm Tina).. Tapi berakhir dengan pelukan dan air mata.. Kita udah ky saudara aja.. Ya.. Allah..
Kamu selalu ada untuk aku..
Ketika aku lagi diuji berat banget.. Kamu ada.. Motivasi kamu, support, doa kamu.. Gitu juga sebaliknya.. Aku ngga bisa ngga mikir kamu klo kamu lagi ada masalah.. Selalu jd pikiran.. Orang2 lihat mungkin aku orangnya lempeng, tapi kamu tau aku orangnya pemikir, dan selalu memikirkan solusi..
Sampai saat ini aku tulis blog ini, sebentar lagi kamu bakal dimakamkan, di peristirahatan terakhir kamu, Tin..
Semoga Allah menerima segala amal ibadahmu, menerangi kuburmu, memberikan tempat yang terbaik..
Ya Robb, anak2 kmu masih kecil.. 6thn dan 8 bulan.. Kemarin denger kk Daffa teriak, nangis2 rasanya sakitt aku, Tin.. sedih banget rasanya..
Tapi kita harus lanjut.. Kita pun semua akan mati..
Istirahat, Tin.. alhamdulillah kamu ngga berlama-lama sakitnya..
padahal kemarin siang aku masih ngobrol sm kamu di RS
aku tinggal, ngga lama kamu sesek.. begitu cepatnya ya Allah engkau mengambil sahabatku..
aku masih agak gmn gt kenapa kamu ke dokter umum yang ngga tau riwayat kmu 2bln an kemarin kamu ke indikasi ada tumor usus!
kmu padahal kembung aja, minum obat dokter umum malah tambah parah..
tapi udah jalannya, tin.
ini yang terbaik, tin..
makasih udah jadi sahabatku.. makasih udah jadi kakak aku.. makasih atas segalanya..kamu masakin aku, kamu bantu aku..
maafin aku kalau belum jadi..
I love u so much, my best friend, Tina


Besok tanggal 19 Desember 2013, Insya Allah anakku yang kedua: Ritmyka Nafsya genap 2tahun usianya. Barakallahu.. Semoga sehat, +pinter, +sholehah ya sayangku..

Alhamdulillah juga genap menyusui ASI selama 2tahun.

Ya, butuh kesabaran, komitmen untuk bisa menyusui. Memang tidak mudah, tapi kewajiban menjadi ibu, apalagi sambil punya usaha, dll.

Aku kadang miris melihat banyak ibu-ibu yang tidak mau menyusui anaknya dengan alasan sakit ketika awal menyusui, sedikit asinya, sibuk bekerja, dan lain-lain. Padahal awal menyusui memang sangat wajar kalau belum banyak asinya karena mungkin kebutuhan bayi baru lahir juga sedikit, kemudian sakit ya wajar namanya juga jadi ibu. Kadang aneh sekali, mau melahirkan tapi tidak mau menyusui, padahal ASI sudah diakui, sudah diteliti susu paling sempurna, ya.. paling sempurna karena sumbernya dari Allah. Lain lagi jika ada penyakit, dst sehingga tidak bisa menyusui.

Aku justru salut kalau ibu-ibu pekerja yang bukan pe-BDR(bisnis dari rumah) seperti aku yang rajin memompa ASInya dan tetap memberikan ASInya walau dia bekerja, karena begitulah seharusnya.

Alhamdulillah anak pertamaku, Nada Tazkiya dulu juga genap 2tahun.

Mudah-mudahan anak-anak yang diberi ASI lebih sehat, sholeh, lebih dekat dengan ibunya, sehingga terhindar dari hal-hal negatif yang jaman sekarang banyak sekali. Aamiin.

Untuk calon-calon ibu, ayo semangat mencari ilmu tentang menyusui, dst. Karena kebanggaan tersendiri bisa menyusui anaknya, apalagi full hingga 2tahun. Akan terasa subhanallah sekali melihat ada air susu bisa keluar dari payudara kita, dinikmati oleh anak yang kita lahirkan hingga kedekatan, memeluknya terus. Ngga lama, ibu-ibu.. Besar sedikit mungkin sudah ngga mau dipeluk..Ngga kerasa, tiba-tiba udah SD lg, SMP, dst..*menahan tangis akan perjuanganku untuk anak-anakku dimana Allah bimbing kami terus, alhamdulillah, subhanallah atas segala karunia-Nya. Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing keluarga kami, mencurahkan terus kasih sayang-Nya, meridhoi langkah kami dan terus memberi keberkahan dalam keluarga kami. Aamiin.



Kembali ngingetin diri aku sendiri yang jarang nulis.. Padahal tiap harinya banyak banget yang direnungi, biasanya ditulis.. Alasan klasik, lg sibuk.. riweuh (repot) sama pesanan.. Padahal mah, ya.. Pinter-pinter bagi waktu aja.. Orang nulis biasanya ngga lama.. Ya.. mudah2an bisa istiqomah nulis minimal 1bln sekali, hehehe.. klo bilang seminggu sekali atau tiap hari takut ga sesuai dengan kata2.. Ga apa2, ya.. minimal 1bln sekali, mudah2an bisa tiap hari.. aamiin..

Berapa hari ini memang lagi ramai peristiwa tabrakan KA dengan truk BBM. Tapi aku ga bahas itu dulu. Aku lagi memikirkan OSPEK Institut Teknologi Nasional Surabaya..

Miriss.. Ya Allah.. Hari giniiiiiiii.. HARI GINIIIII masih musim ospek2 dengan kekerasan.
makanya aku tulis judulnya OSPEK itu Orang Sing(yang) kurang PEKA, karena memang orang-orang yang melakukan ospek itu kayanya kurang peka sekali. Dimana letak kemanusiaannya.Kemarin lihat di Metro, ada mahasiswa baru yang diinterview, masa ada ospek yang menunjukkan hubungan suami istri dan diperagakan oleh laki dan laki, perempuan disuruh oral ke singkong yang dibentuk seperti alat kelamin laki-laki, minum 1L untuk berapa orang, disuruh minum air laut, hingga pemukulan, hingga Innalillah ada yang meninggal.
Rektornya sendiri memang sudah membubarkan acara itu karena tidak sesuai, sudah menskor, menghukum panitia juga.
Sebagai mantan ketua OSIS, sekretaris PMR, dll, terus dulu waktu di himpunan mahasiswa kimia jadi apa, ya.. lupa.. hehe.. aku juga termasuk orang yang sangat galak sebetulnya, apalagi pas ospek, sempat juga jadi ketua ospek kimia, tapi itu sepertinya sudah settingan saat itu aja, dan jadi istighfar aku sendiri aja, mohon maaf juga kalau ada adik kelasku yang terdzolimi *jadi flashback, hehe. Tapi semua sudah disetting untuk shockterapy yang masih normal, tugas juga berkaitan dengan kimia dan manfaat, bukan yang aneh-aneh yang dibuat-buat yang super anehhhhhhhhhhhhhhhh seperti yang di berita belakangan ini.
Ya Allah.. ini ospek atau apa?
Ya Allah............miris melihat mahasiswa, calon pemimpin bangsa dididik seperti itu.
OSPEK singkatan dari orientasi dan pengenalan lingkungan kampus. Ketika ada mahasiswa baru, yang asalnya dari mana-mana, dengan adanya ospek diharapkan bisa mengenal lebih jauh dengan lingkungan dan kampusnya. Tapi seringkali ospek yang menjadi panitianya adalah kakak tingkatnya, mengenalkan adik tingkatnya dengan hal-hal 'ketegasan' untuk mendidik mahasiswa baru lebih kuat karena perkuliahan itu berat, dan seterusnya. Tapi 'ketegasan' ini yang rancu, yang standarnya tidak jelas dibuat oleh kakak tingkat yang lebih ingin balas dendam, men'catat' adik kelas yang 'ngeyel', yang cantik, yang aktif, yang bisa menjilat ke kk tingkat, yang ++ sehingga kk kelas dihormati, dan seterusnya...
Padahal seharusnya kk kelas menjadi contoh, panutan. Coba ospek itu diganti dengan games yang menarik, seminar yang interaktif, mengundang motivator muda sperti adikku gt.. hehe Nicky Anoki Irlanov (jadi promosi muridnya Mas Ippho, nih..hehe), ceramah agama, menyuguhkan prestasi-prestasi sehingga mahasiswa baru yang sesuai dengan jurusannya lebih tertarik lagi untuk belajar, atau dengan entrepreneurship, bukan dengan kekerasan yang malah mahasiswa baru punya trauma, mungkin jadi segan bertemu kakak tingkat, bahkan mungkin ngga mau kuliah.

Aku pikir ngga ada relevansinya sama sekali kalau ospek diberikan tugas yang tidak berkaitan dengan jurusan, diberi hukuman yang tidak manfaat, dipukul, dihina, bahkan apa itu yang disuruh oral sperti ITN, astaghfirullah.. Mahasiswa bejat apa, mau diajarkan zina. Mendekati zina saja dilarang. Bahkan kalau dulu ospek kimia kita dipisah laki-perempuan.

Menjadi mahasiswa harusnya dididik dengan etika dan moral yang betul, sehingga nanti bisa jadi pemimpin yang baik juga, karena mahasiswa akan jadi calon pemimpin bangsa kita dalam berbagai bidang. Akhlak yang baik, pendidikan yang baik, memang idealnya begitu, tapi memang semua ingin ideal kan.. Sehingga yang terlihat bukan mahasiswa yang di berita demo, tawuran, ricuh,  kerjanya ribuuuuttt terus, kapan kuliahnya, kapan pintarnya.

Mudah-mudahan dengan tulisanku yang singkat ini bisa membuka sedikit adik-adik mahasiswa yang mau melaksanakan ospek. Hehe.. adik2..ga kerasa udah 10thn lalu, ya.. 





Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf

Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf
Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk bisa menjadi sosok yang beretika karena mahasiswa telah menjadi sorotan public sekaligus generasi penerus bangsa yang telah dipercaya untuk memimpin negeri ini dalam segala bidang. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika, mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan, etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis.
Dengan etika, mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT yang telah diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda mati.
Etika bisa terdukung jikalau mahasiswa telah dibekali dengan ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu umum, atau istilah kerennya imtak dan imtek harus sejalan. Lingkungan social pun dapat membawa pengaruh besar dalam membentuk jati diri seorang mahasiswa. Jika kita memandang sosok pemimpin kita, K.H Abdurrahman Wahid, atau sering dipanggil dengan Gusdur,  betapa besar jasa beliau dalam sumbangsihnya membangun Negeri Ini. Beliau sebagai tokoh agama maupun sebagai tokoh umum. Jika kita melihat latar belakangnya, beliau mendalami ilmu agama yang berasal dari pesantren. Beliau pun tak meninggalkan pendidikan formalnya. Pada tahun 1963, Gusdur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Nah, jika kita menganalisa contoh diatas, kita berfikir bahwa mahasiswa sekaligus nyantri, kenapa tidak??
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/06/mendidik-mahasiswa-beretika-melalui-pesantren/#sthash.eMvWDL9E.dpuf